Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk terus memperbaiki dan memperbaharui input data COVID-19. Hal ini sehubungan dengan adanya lonjakan kasus penularan COVID-19 di sejumlah daerah akibat data-data lama yang masih terinput.
“Mohon betul-betul dipelototi data, karena data yang kita temukan di beberapa daerah, data kasus positif atau data yang konfirmasi ternyata banyak yang di-upload (diunggah) data-data yang sudah lama,” ujarnya dikutip dari laman kemendagri.go.id, Senin (6/9/2021).
Ia mengungkapkan, terdapat temuan di salah satu daerah dengan angka kematian atau fatality rate yang melonjak tajam. Namun, lanjutnya, setelah ditelusuri angka tersebut merupakan akumulasi angka kematian dari minggu-minggu sebelumnya.
“Setelah kita lihat, pelototin, ternyata angka kematiannya akumulasi dari beberapa minggu sebelumnya, bukan yang riil minggu itu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia meminta setiap pemda untuk melakukan rapat koordinasi mengenai sistem penginputan data COVID-19. Menurutnya, input data sangat menentukan arah kebijakan pemerintah dalam pengendalian pandemi ke depannya.
Ia mencontohkan data yang keliru tersebut akan berisiko terhadap penerapan level kebijakan PPKM dan zona wilayahnya.
“Kalau dimasukkan data yang lama, nanti pengambilan kebijakannya salah, jumlah kasus aktif dimasukin yang 3-4 minggu lalu itu membuat kasus aktif banyak, sehingga akhirnya mau ditarik ke isoter (isolasi terpusat) semua, padahal mungkin jumlahnya tidak segitu,” tegasnya.
Di samping itu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak terlena dengan penurunan kasus COVID-19. Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Jangan pernah berhenti, terutama pakai masker, kemudian juga mendeteksi kerumunan-kerumunan, bekerja sama dengan semua pihak agar kerumunan yang berpotensi penularan itu dapat dikurangi,” imbuhnya.
(akn/ega)
Sumber : https://news.detik.com
Comments are closed.