Oleh: Fahri Asyatri
Ketua LSM Pukat Seram
Beberapa hari lalu publik dikejutkan oleh pengumuman resmi hasil review kelas rumah sakit dari Kementerian Kesehatan RI. RSUD Masohi, rumah sakit kebanggaan Maluku Tengah, yang sebelumnya menyandang status tipe B dengan predikat ⭐⭐⭐⭐⭐, kini resmi turun menjadi tipe C.
Ini bukan sekadar penurunan status administrasi. Ini adalah bukti gamblang tentang carut-marutnya manajemen layanan kesehatan di daerah ini. Ini adalah alarm keras tentang bagaimana buruknya perhatian pemerintah terhadap hak dasar masyarakat, yaitu kesehatan.
Sudah sejak lama kami, masyarakat sipil, menyuarakan berbagai persoalan yang terjadi di RSUD Masohi. Mulai dari keluhan fasilitas yang rusak, tenaga medis yang terbatas, pelayanan yang jauh dari standar, hingga minimnya kebijakan anggaran yang benar-benar berpihak untuk pembenahan rumah sakit. Sayangnya, suara-suara ini hanya dianggap angin lalu. Pemerintah sibuk dengan program-program pencitraan, tepuk tangan, rapat seremonial, dan baliho-baliho penuh slogan tanpa isi.
Turunnya kelas RSUD Masohi ini adalah aib daerah. Pemerintah harus berani mengakui kegagalan ini, bukan malah berlindung di balik dalih-dalih teknis. Cukup sudah rakyat jadi korban dari sistem pelayanan publik yang buruk.
Saya ingin sampaikan langsung kepada Bupati dan jajaran, jangan anggap kritik ini sebagai serangan. Terimalah sebagai cambuk untuk segera berbenah. Tunjukkan keberanian untuk melakukan evaluasi total, bersihkan birokrasi kesehatan dari kepentingan-kepentingan yang merugikan layanan masyarakat.
Karena sejatinya, membangun Maluku Tengah bukan hanya soal gunting pita peresmian proyek atau meriah di acara seremoni, tapi soal memastikan rakyat mendapatkan haknya atas pelayanan kesehatan yang layak dan bermutu.
Saya, atas nama LSM Pukat Seram, akan terus mengawal persoalan ini sampai RSUD Masohi kembali ke status yang semestinya, dan rakyat tidak lagi jadi korban kelalaian pemerintah. iNN-AS)
