Jakarta – Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah menyinggung fungsi partai oposisi di DPR yang tidak baik hingga menyebabkan rakyat ikut berpolitik dan mengkritik pemerintah. Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno, menyebut rakyat ikut berpolitik merupakan konsekuensi demokrasi.
“Soal rakyat ikut ngurus politik itu konsekuensi sistem demokrasi. Konsekuensi dari literasi politik yang terus meningkat,” kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (3/9/2021).
Anggota DPR ini menyebut tidak sepenuhnya salah ketika Fahri menilai anggota dewan saat ini belum menunjukkan kinerja yang menonjol. Namun demikian, Hendrawan, membantah jika rakyat ikut urus politik karena anggota dewan yang tidak berfungsi dengan baik.
“Jadi bukan karena soal disfungsionalitas anggota dewan atau wakil rakyat, meski harus diakui fungsi anggota dewan belum menonjol dan belum maksimal dalam memperjuangkan aspirasi konstituennya,” ucapnya.
Dia mengatakan Fahri Hamzah sebenarnya sosok politisi inspiratif. Dia menilai pernyataan dan kritikan dari Fahri dapat diartikan sebagai langkah Partai Gelora untuk mencari posisi di politik Indonesia.
“Pak Fahri itu politisi yang banyak memberi inspirasi. Sekarang ikut menakhodai Partai Gelora yang sedang melakukan positioning yang tepat dalam percaturan politik dan peta parpol di Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, Fahri Hamzah menyerang oposisi di parlemen. Dari tagar OposisiPenakut hingga OposisiSekongkol digaungkan mantan pimpinan DPR itu.
Di situs pribadinya seperti dilihat Jumat (3/9/2021), Fahri Hamzah menuliskan ‘Oposisi Sekongkol, Rakyat yang Tawuran’. Isi tulisan tersebut mengkritik oposisi yang tampak lemah sekali di parlemen sehingga membuat rakyat masih saja mengurusi politik meski pemilu usai. Rakyat disebut menjadi korban.
“Mengapa rakyat tidak istirahat urus politik dan fokus cari kehidupan? Karena yang diberi amanah lalai dan sibuk pencitraan. Rakyat harusnya berhenti berpolitik dan gesek-gesekan setelah pemilu dan nyoblos. Tapi kenapa terus terjadi sampai rakyat gak bisa hidup tenang?” kata Fahri Hamzah.
“Karena sistem perwakilan absen, kongresional yang tak dimengerti oleh parpol yang sudah duduk dapat fasilitas, gaji, dan sekaligus kekebalan,” imbuhnya
(maa/haf)
Sumber : https://news.detik.com